Si Cantik menggugah yang [terkadang] mengganggu

Cocok gak ya judul blognya dengan isi nya? Ya sudah lah, gak usah dipikir judulnya.

Yang mau gw bahas disini adalah tentang kembang api [yap, kembang api yang terbang itu, bukan kembang api yang biasa dipegang anak2] yang sering kali berbunyi, meledak, meletus didekat kosan.

Sial amat nasib ku setiap malam harus mendengar bunyi kembang api itu. Pada awalnya sih sedikit tergugah. "Wooow..". Mungkin seperti itu kali ya? tapi lama kelamaan, BT juga ya! Setiap malam harus mendengar ledakan para "kunang-kuang" buatan itu.

Dan sampai sekarang gw gak tau itu kembang api dari arah mana, dan siapa yang menyulut sumbuh nya. Kalau diperhatikan, itu dari daerah GWM (Grha Widya Maranatha) atau ITIL (Inti Laut). Tapi sapa ya yang iseng banget tiap malam ngabisin duit buat main kembang api?

aduuh. Tolong dong bu, pak. Ngerti kan disini banyak anak kosan yang butuh waktu banyak untuk istirahat? Arrrgggh..kesel juga lama.

Trus, mendadak tadi kepikiran gmn cara buat kembang api..

Menurut sejarahnya, kembang api bermula dari ditemukannya petasan pada abad ke-9 di Cina. Ceritanya, waktu itu seorang juru masak secara tidak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat), belerang (sulfur) dan arang dari kayu (charcoal).

Ternyata campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar. Jika bubuk mesiu itu dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya, kemudian sumbu dibakar, maka mesiu itu akan meledak dan mengeluarkan suara ledakan keras.

Konon, petasan dipercaya bisa mengusir roh jahat lho. Dan, petasan jenis seperti mesiu ini juga dipakai pada perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan dan upacara-upacara keagamaan.

Pada zaman Dinasti Song (960-1279), masyarakat Cina mendirikan pabrik petasan. Bahan baku tabung diganti dengan gulungan kertas yang kemudian dibungkus dengan kertas merah di bagian luarnya. Kemudian petasan ini menjadi dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di udara.Pembuatan kembang api kemudian berkembang pesat di Eropa. Marco Polo membawa serbuk mesiu itu dari Cina ke Eropa pada abad ke-13.

Di Eropa serbuk petasan dipergunakan untuk keperluan militer, misalnya untuk peluncuran roket, meriam, dan senjata.Kembang api akan melesat ke udara apabila sumbunya dibakar, sedangkan petasan hanya mengeluarkan suara ledakan tanpa diiringi pencaran api berwarna-warni.

Pada abad ke-18 Jerman muncul sebagai pembuat kembang api yang unggul bersama Italia. Kembang api menjadi sangat terkenal di Inggris Raya selama pemerintahan Ratu Elizabeth I.

Pada masa Renaissance, di Italia dan Jerman ada sekolah yang khusus mengajarkan masalah pembuatan kembang api. Di sekolah Italia menekankan pada kerumitan kembang api, sedangkan di sekolah Jerman menekankan pada kemajuan ilmu pengetahuan. Dan akhirnya muncul istilah pyrotechnics yang menggambarkan seni membuat kembang api. Untuk membuat kembang api dibutuhkan seorang ahli yang mengerti reaksi fisika dan kimia.Setelah bertahun-tahun, para ahli kembang api akhirnya bisa membuat kembang api berwarna-warni, seperti merah yang berasal dari strontium dan litium, warna kuning berasal dari natrium, warna hijau berasal dari barium dan warna biru dari tembaga.

Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam kubus kecil-kecil yang disebut star. Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya.Kumpulan star dimasukkan ke dalam silinder yang terbuat dari kertas atau plastik. Lalu dimasukkan juga bubuk mesiu serta sumbu untuk menyalakannya.Berkat kemajuan teknologi, kini kembang api bisa bermacam-macam bentuknya. Ada yang seperti komet, pohon palem, bunga krisan, planet Saturnus, sarang laba-laba, dan getah pohon.Ternyata kembang api juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk meminta pertolongan, misalnya oleh orang yang terapung-apung di tengah laut atau oleh mereka yang tersesat di hutan. Selain itu, bisa juga digunakan untuk menerangi garis mendarat di lapangan terbang. Kembang api yang mengeluarkan nyala api berwarna merah, biasanya digunakan pada malam hari. (http://mawjo.wordpress.com/2007/08/20/kembang-api-firework/)

Begitu ternyata cara dan sejarah kembang api..yang harusnya membuat bahagia, malah kebalik di gw, malah bikin BT..

2 komentar

  1. Anonim  

    30 September 2008 pukul 21.13

    wew....

    tetangga aQ juga ge rese neh du,, dari tadi tergaket2 aQ d buatnya....

    huwaaahh.....

    jelas2 ne perumahan... ntar klo c kembang apinya terbangnya bukan k atas,, malah k rumah aQ kan gawat!!!

    huhuhu.....

  2. Edward Fernando  

    30 September 2008 pukul 21.25

    yah, klo ke atap rumah kau, yah, meleduk..

    kekeke....

    jahat aku ya?

    terkadang sih asik ma liat nya..
    tapi lama2 BT juga..